Ketika masa pacaran serasa indah dan dunia milik sendiri, sehingga banyak wanita yang berencana menikah pada usia muda. Kebanyakan merasa sudah puas dengan pencapaiannya selama ini dan akhirnya ingin menikah. Tidak sedikit pula dari mereka yang ingin menikah karena iri melihat teman-temannya sudah berkeluarga, padahal mentalnya belum siap untuk keputusan besar tersebut.
Sebelum merencanakan pernikahan, sebaiknya Anda dan pasangan saling mengoreksi diri terlebih dahulu. Apakah benar-benar sudah siap membangun sebuah keluarga kecil? Pernikahan bukan hanya sekadar berhubungan seks atau hidup bersama, tapi mempersiapkan penerus Anda dengan masa depan yang lebih baik. Psikolog dan juga konsultan pernikahan Anna Surti Ariani, S.Psi.M.Si , mengungkapkan pertimbangan apa saja yang harus dipikirkan sebelum memutuskan menikah.
1. Culture Shock
Pernikahan bukan hanya menggabungkan dua kepribadian tapi juga peleburan dua keluarga. Seringkali wanita yang menikah di usia muda mentalnya belum cukup matang menerima perubahan yang kontras dalam hidupnya.
"Terjadi kekagetan saat remaja harus beradaptasi dengan keluarga besar pasangannya. Misalnya saat remaja perempuan harus masuk ke keluarga besar suaminya setelah menikah. Akan banyak pertanyaan yang terlontar, 'Keluarga dia kok begini, kok begitu?' Kaget, karena mereka belum matang (mentalnya)," tutur psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi.M.Si.
2. Emosi yang Masih Labil
Salah satu yang menjadi pertimbangan saat ingin menikah muda adalah emosi yang masih meledak-ledak. Meski terlihat dewasa saat menghadapi masalah ketika pacaran, belum tentu kedewasaan itu cukup untuk mengatasi konflik rumah tangga, misalnya dengan keluarga pasangan.
"Contohnya kalau pasangan yang sudah dewasa, jika ada masalah dengan ibunya biasanya akan menyampaikan, 'Kenapa ibu kamu berbicara seperti itu ya ke aku?' Sementara di usia yang masih belia, cara penyampaiannya bisa seperti, 'Kok nyokap lo ngomong gitu ke gue?' Itu contoh dengan konten yang sama, tapi cara menanggapi berbeda. Jauh lebih kompleks," tambah psikolog yang biasa dipanggil Nina itu.
3. Masalah Anak
Tantangan yang lebih besar lagi ketika mereka sudah memiliki anak. Hal-hal yang dipikirkan pun jadi semakin banyak dan akan lebih memusingkan bagi pasangan yang belum matang secara mental.
"Mulai dari hamil masalah sudah besar, merasakan mual, takut melahirkan, belum lagi imunisasi yang perlu biaya dan macam sebagainya. Kalau usianya sudah matang dia cenderung lebih siap. Tapi kalau menikah muda biasanya belum siap," ujarnya.
4. Kedewasaan Menghadapi Anak
Memiliki anak di usia muda belum tentu seindah apa yang Anda bayangkan. Psikolog Nina menambahkan, memiliki anak yang jaraknya tergolong dekat dengan orang tua justru berisiko lebih tinggi untuk berkonflik. Ketika emosi orang tua masih meledak-ledak, dan harus menghadapi anak yang emosinya juga masih labil, yang terjadi adalah 'perang mulut' dan cekcok setiap hari.
"Anda mau berantem terus dengan anak? Anak mau dibentuk seperti apa kalau orang tuanya selalu marah-marah?" tegas psikolog yang sehari-harinya praktek di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI dan Medicare Clinic, Menara Kadin, Kuningan ini.
0 Response to "mau Nikah Muda?, Baca Dulu Faktanya"
Posting Komentar