Banyak sekali varietas uwi, salah satunya adalah uwi gadung (Dioscorea hispida), atau yang lebih popular dengan sebutan gadung. Meskipun beracun, umbi ini potensial sebagai bahan baku keripik gadung yang gurih dan lezat.
Tanaman gadung biasanya tumbu liar atau sebagai tanaman tumpang sari yang kurang dirawat. Beberapa petani menanam gadung sebagai tanaman sampingan. Padahal jika dibudidayakan, tanaman ini dapat menghasilkan umbi yang besar dan bisa dimanfaatkan menjadi beragam makanan. Tanaman gadung bisa dipanen setelah usia 6-12 bulan. Masa panen sebaiknya dilakukan ketika bulan kemarau saat tanaman mulai mati. Saat inilah umbi gadung memiliki kandungan pati yang tinggi. Setiap tanaman bisa menghasilkan 6-12 kg gadung dengan berat satu umbi bisa mencapai 5 kg.
Gadung merupakan jenis umbi yang mengandung racun dioscorine yang tinggi dan berakibat fatal jika dimakan tanpa proses pengolahan khusus terlebih dahulu. Namun dengan perlakuan khusus, umbi beracun ini bisa diolah menjadi bahan baku keripik yang lezat. Caranya umbi yang tua dikupas kulitnya (kupas tebal). Ubi kemudian di potong tipis-tipis, kemudian dicampur abu dapur hingga seluruh permukaan terselimuti abu (abu berfungsi sebagai penetral racun). Remas-remas potongan gadung yang dilapisi abu. Jemur hingga kering. Rendam di dalam air mengalir selama 2-3 hari. Cara lain bisa direndam dalam air tidak mengalir namun harus diganti setiap 6 jam sekali selama 3 hari. Cuci bersih. Jemur hingga kering. Proses selanjutnya tinggal menggoreng hingga jadi keripik gadung. Proses menghilangkan racun bisa dilakukan dengan memeram dengan campuran garam. Caranya dengan meletakan garam, potongan gadung, garam dan potongan gadung, begitu seterusnya hingga ember penuh. Preram selama satu minggu. Cuci bersih, jemur hingga kering.
Gadung kering juga bisa diolah menjadi tepung, caranya dengan menggiling potongan gadung kering kemudian diayak. Tepung gadung bisa diolah menjadi keripik gadung dengan campuran tepung terigu/kanji, air, bumbu bawang merah, bawang putih, ketumbar dan garam. Keripik jenis ini rasanya lebih gurih.
Sayang gadung kurang dibudidayakan, padahal dari nilai gizi, kadungan kabrohidrat dan protein lumayan tinggi. Setiap 100 g gadung mengandung energi 102 kal, protein 2.0 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 23.3 g, kalsium 20 mg, fosfor 50 mg dan besi 0.6 mg.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
PILIHLAH YANG TEPAT 1. Lalat Drosophila melanogaster tubuh abu-abu sayap panjang disilangkan dengan tubuh hitam sayap kisut, ternyata diha...
-
Matapelajaran Biologi itu mudah mudah sulit, he he.. Ya, mudah bagi yang bisa, dan juga mudah bagi yang mau membaca atau belajar.. B...
-
Alhamdullah, Telah Hadir Soal Biologi, Kunci Jawaban dan Pembahasannya. Mudah-mudahan dapat memberikan kemudahan untuk saudara-saudari memp...
-
Soal Pilihan Ganda Biologi Kelas 12 1. Suatu pasangan suami istri mempunyai beberapa anak yang golongan darahnya bervariasi, yaitu golo...
-
Soal Hots Biologi Tentang Sistem Pernapasan Dan Pembahasan 1. Perhatikan gambar mekanisme pernapasan berikut! Proses pernapasan ekster...
-
Latihan Soal Seleksi Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri Latihan Soal Sbmptn Wilayah I | Silakan didownload disini Pembahasan Soal Sbmptn Wi...
-
1. Perhatikan percobaan peristiwa transpor tumbuhan berikut! Jika rangkaian percobaan dibiarkan dua hari, terjadi perubahan volu...
-
1. Bakteri ekstraseluler dapat menyebabkan penyakit dengan cara : a. Menghasilkan toksin b. Menyerap sari-sari makan...
-
1.Yang merupakan tahapan pembelahan dari anafase adalah gambar nomor … A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 2 dan 3 Jawaban : C 2. Perhatikan pr...
-
1. Di bawah ini merupakan contoh penyakit karena ginjal mengalami kelainan pada saat peristiwa reabsorpsi, yaitu … a. nefritis b. batu gin...
0 Response to "Gadung Yang Beracunpun, Jadi Santapan Gurih dan Lezat"
Posting Komentar